Saturday, January 26, 2013

Remaja Kita Membutuhkan Kasih Sayang dan Logika


ARTIKEL


Remaja Kita Membutuhkan Kasih Sayang dan Logika
Rabu, 23 Januari 2013 | 3:10 PM
Banyak orang tua seringkali mengalami kesulitan berkomunikasi dengan anak-anak mereka yang sedang tumbuh beranjak remaja. Anak-anak yang sedang memasuki usia remaja biasanya mulai menunjukkan sikap memberontak dan menuntut banyak perhatian dari kedua orangtuanya.
Pakar parenting dari Yayasan Kita dan Buah Hati, Elly Risman, mengungkapkan bahwa 54 persen anak perempuan di Indonesia pada usia 9 tahun sudah mengalami menstruasi sehingga mereka sudah dapat dikatakan memasuki usia remaja. Seiring dengan itu terjadi juga perubahan-perubahan dalam diri anak-anak kita, baik anak perempuan maupun laki-laki.Apa saja perubahan itu?
1. Perkembangan Otak.
Memasuki usia remaja otak anak berkembang dengan sangat pesat, dari awalnya mereka berpikir konkrit (berpikir dengan cara melihat obyek), kini mereka juga bias berpikir secara abstrak (mampu mengolah kata-kata yang diterimanya). Kemanpuan analisa sintesa dan aspek-aspek berpikir anak berkembang secara penuh.
2. Hormon.
Hormon testosterone pada tubuh anak berkembang 20 kali lebih cepat menyebabkan terjadinya perubahan fisik seperti wajah berminyak, tungkai kaki memanjang, tumbuh bulu-bulu halus, hidung membesar dan sebagainya. Sayangnya, belum tentu semua anak bias menerima perubahan-perubahan ini sehingga dapat menimbulkan kekacauan emosi pada anak.
Kekacauan emosi atau emosi yang berayun menurut Elly Risman biasanya ditandai dengan banyaknya keluhan yang dirisaukan oleh anak. Antara lain tentang ketidakpuasan terhadap dirinya, lingkungan, ditambah beban-beban pelajaran di sekolah dengan jam belajar yang panjang juga les-les tambahan yang membuat anak sulit memiliki waktu santai. Hal ini meningkatkan rasa cemas berkepanjangan dalam dirinya.Dan saat cemas itu datang, aliran gelombang otak anak yang normalnya 10 putaran per detik meningkat menjadi 25 putaran per detik.
Hal ini mengakibatkan sel-sel otak anak pada Pre Frontal Cortex (PFC), bagian otak yang berada di depan persisnya terletak di atas mata sebelah kanan menjadi kelelahan. Kelelahanpada PFC ini pada akhirnya akan mematikan ribuan bahkan jutaan sel pada otak anak, karena otak tidak didesain untuk menanggung stress dalam waktu lama. Lalu bagaimana menyelamatkan anak remaja kita?
Menurut Elly Risman, dibutuhkan kasih sayang dan logika untuk para orangtua agar bias menerima, memahami dan menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri anak-anak kita saat beranjak remaja.
KASIH SAYANG.
Bangun ikatan hubungan emosional dan komunikasi dengan anak berlandaskan cinta. Anak memiliki kebutuhan untuk didengarkan perasaannya agar emosi yang sedang ia alami bias mengalir. Sebagai orang tua, mendengarkan keluhan anak tidak hanya membutuhkan sepasang telinga, tapi juga membutuhkan hati, jiwa dan mata kita. Dengan perhatian penuh, anak merasa mendapatkan perhatian yang dibutuhkannya sehingga ia membangun kepercayaan pada orang tua untuk menjadi tempat berkeluh kesah tentang apa yang mereka rasakan dan beban-beban yang menghimpitnya.
Komunikasi yang membutuhkan hati, jiwa, mata dan telinga ini merupakan syarat utama orang tua agar bias memeriksa setiapfase pertubuhan psikologis dan fisik anak-anak remajanya. Sebagai contoh, factor asupan makanan sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak. Anak-anak yang sering makan makanan cepat saji cenderung akan menjadi gemuk. Pada anak laki-laki, kegemukan bias menyebabkan ukuran alat kelaminnya tidak sebesar ukuran normal anak seusianya. Nah, jika sejak kecil kita tidak terbiasa membangun komunikasi yang hangat, bagaimana kita bias tahu bahwa remaja kita cemas tentang ukuran alat kelaminnya yang berbeda dari teman-temannya? Padahal disisi lain, masalah ini ternyata sebenarnya juga membutuhkan pengobatan medis sejak dini sebelum mereka memasuki usia remaja.
Keterbatasan waktu seringkali menjadi kendala bagi banyak orang tua untuk bias mendengarkan perasaan-perasaan anak secara penuh. Apalagi bagi orang tua yang bekerja, biasanya saat pulang kerja sudah kehabisan energi. Belum lagi jika ada pekerjaan yang dibawa pulang dan harus diselesaikan sesegera mungkin. Kondisi ini memaksa anak harus berebut perhatian dengan tugas-tugas kantor orang tuanya bahkan gadget yang selalu dalam genggaman sang ayah dan ibu.
Elly Risman menyarankan sebaiknya saat memasuki rumah para orang tua menyiapkan diri dan tubuh untuk member perhatian pada anak. Singkirkan semua masalah-masalah kantor dan aneka gadget sejenak saja untuk member waktu pada anak kita berbicara.
LOGIKA.
Mengasuh anak tidak cukup hanya mengandalkan cinta, namun juga membutuhkan logika yang menuntut komitmen dan kerja keras. Dengan perkembangan otaknya secara penuh, kita juga harus mendidik dan mengajarkan mereka tentang tanggung jawab dan mengenalkan anak-anak pada rasa kecewa, sakit, sedih dan jatuh bangun. Jika anak dibiasakan hidup dengan aman dan sempurna mereka akan kesulitan belajar memahami penderitaan. Karena bentuk-bentuk penderitaan di atas merupakan salah satu bentuk pelajaran tentang hidup. Kenalkan juga anak sikap tanggung jawab dan konsekuensi dari semua perilakunya.
Saat anak sedang belajar tentang rasa sakit atau kecewa, menurut Elly Risman, orang tua harus berperan sebagai jarring pengaman emosi bagi anak. Dampingi dan bantu mereka bangkit dari rasa sakit. Beri mereka kesempatan belajar menentukan pilihan-pilihan dalam mengatasi masalahnya dan mengerti setiap konsekuensi yang timbul atas keputusannya. Dengan begini kelak saat anak beranjak dewasa mereka bias mempunyai sikap dan integritas.
Jadi, mari kita bangun komunikasi yang baik dan hangat berlandaskan cinta sehingga kita bias menjadi jarring pengaman emosi bagi anak-anak remaja. Keberhasilan mereka mengatasi gejolak emosinya di masa remaja akan membentuk karakter mereka kelak di masa depan.
sumber : www.kitadanbuahhati.com

Thursday, January 17, 2013

Beberapa Hadits Rasulullah SAW tentang Pendidikan Anak




“Didiklah anak-anak kalian dalam tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai keluarganya  dan tilawah al-Quran, sebab orang yang memelihara al-Quran itu berada dalam lindungan singgasana Allah bersama para NabiNya dan orang-orang yang suci, pada hari tidak ada perlindungan selain daripada perlindunganNya.” (H.R. Ath-Thabrani dari Ali ra.)
“Rasulullah saw shalat bersama sahabatnya, lalu beliau sujud. Ketika itu datanglah Hasan yang tertarik melihat Rasulullah saw sedang sujud, lalu naiklah Hasan ke punggung Rsulullah SAW yang mulia saat beliau sedang sujud. Rasul memanjangkan sujudnya agar tidak menyakiti Hasan. Usai shalat, ia meminta maaf kepada jamaah shalat dan mengatakan, “anakku tadi naik ke punggungku lalu aku khawatir bila aku bangun dan menyakitinya. Maka aku menunggu sampai ia turun.” (HR. An Nasai)
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orangtuanya yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Baihaqi).
Bukanlah dari golongan kami orang yang diperluas rezekinya oleh Allah lalu kikir dalam menafkahi keluarganya. (HR. Ad-Dailami)
“Apabila manusia mati maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shaleh yang mendo’akannya.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah)
“Bahwa Nabi Shallahu’alaihi wasallam mencium Hasan bin Ali, dan disamping beliau ada Aqro’ bin Habis at-Tamimy, maka berkatalah Aqro’: Sesungguhnya aku punya 10 orang anak tetapi tidak seorangpun yang pernah kucium. Lalu Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam melihat kepadanya seraya berkata : Barangsiapa yang tidak mau menyayangi maka ia tidak akan disayangi” (HR Bukhari)
“Perintahkanlah anak-anakmu shalat ketika mereka berumur 7 tahun, dan pukullah mereka jika berumur 10 tahun. Dan pisahkanlah mereka di tempat tidur” ( HR Abu Daud, Tirmidzi, Ad-Darimi, Ahmad, Ibnu Abu Syaibah, Ibnu Khuzaimah, Thahawy)
Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, ” Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?” Nabi Saw menjawab, Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu).” (HR. Aththusi).
“ Barangsiapa berkata kepada anaknya, ‘ kemarilah! ( nanti kuberi )’ kemudian tidak diberi maka ia adalah pembohong ” ( HR. Ahmad dari Abu Hurairah )
Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi).
Anak adalah Amanah
Anak adalah Amanah

Saturday, January 12, 2013

HAPAL AL QUR'AN di usia 3 tahun


Abdurrahman Farih, dikenal di negaranya Algeria (Aljazair) sebagai anak menakjubkan. Ayahnya menceritakan bahwa Abdurrahman baru bisa berbicara ketika berumur 2 tahun, dan kata-kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah bacaan surat al Kahfi.

Ibu Abdurrahman -sebagaimana diceritakan ayahnya- rajin membaca surat al Kahfi ketika Abdurrahman masih dalam kandungan, sebagaimana juga setelah lahir orangtuanya sering menyetel al Affasy channel -saluran televisi yang menyiarkan bacaan Al Quran-, bahkan ketika orangtuanya ingin merubah channel yang ditonton si kecil Abdurrahman sering menolak.
Hingga pada umur 3 tahun Abdurarhman sudah menghapal surat-surat panjang al Quran tanpa salah dalam bacaannya, bahkan dalam bacaan mad (panjang pendek bacaan).

Masya Allah, sungguh menakjubkan. jika Allah subhanahuwata'ala berkehendak, apapun bisa terjadi. setidaknya hal ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi para orang tua agar rajin membacakan ayat suci Al Quran apalagi saat sang ibu sedang hamil sehingga Insya Allah sang bayi pun akan mendapat pengaruh dari bacaal Alquran tersebut.

Saat Si Kecil Bertanya Tentang Seks




Saat Si Kecil Bertanya Tentang Seks
Senin, 24 Desember 2012 | 10:29 AM
Anak perlu mendapatkan pengasuhan seksualitas yang benar, sehat dan lurus. Benar menurut tuntunan agama, sehat menurut ketentuan medis kesehatan, dan lurus menurut norma yang berlaku sehingga tidak menyimpang.
. Caranya ?

1. Ajari dan kenali anak anggota tubuh mereka, yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain.

2. Kenali anak 3 jenis sentuhan, mengantisipasi pelecehan seksual:
Sentuhan Sayang, yang disentuh bagian umum : kepala, punggung, lengan. Sentuhan Membingungkan, sentuhan awal umum berlanjut sentuhan buruk yang tak boleh. Sentuhan yang Jelek, menyentuh bagian sensitif .

3. Kenali peran dan prilaku gender anak agar tak bias gender, mengenalkan jenis kelamin, pakaian, mainan.

4. Ajarkan anak melindungi diri dari pengaruh lingkungan. Ajari anak berani bilang TIDAK.

Jika anak bertanya seks:

• Bersikap tenang, karena bisa jadi anak bertanya sesuatu yang memang dia sendiri tidak mengetahui arti dan maksudnya.

• Jika belum tahu atau belum siap, katakan bahwa kita belum tahu jawabannya dan akan mencari tahu lebih lanjut.

• Jawab secara logis dan benar dengan prinsip KISS yaitu Keep Information Short and Simple .

• Kunci penjelasan dengan nilai, norma dan agama agar anak tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan menurut nilai dan norma agama.

• Sesuaikan jawaban dengan usia anak.
Dengan bekal pendidikan seksualitas pada anak sejak dini diharapkan anak mampu membentengi diri dari pengaruh buruk lingkungan dan memiliki seksualitas yang Sehat, Benar dan Lurus.

Friday, January 4, 2013

Awal Berdirinya Paud Melati Candiwulan

Assamu'alaikum wr.wb

Alhamdulillah puji syukur hanya milik Alloh yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga tanggal 03 September tahun 2011 PAUD MELATI CANDIWULAN berdiri, dengan awal pendidik PAUD sejumlah 3 orang dan murid 60 orang. Mudah-mudahan bisa istiqomah. amin