STOP KEBIASAAN BICARA TERGESA-GESA PADA ANAK
Jum'at, 22 Februari 2013 | 3:13 PM
Saat pulang sekolah ketika Mira (9 tahun) baru saja melepaskan sepatunya, ibunya sudah menyambutnya dengan rentetan perintah.
Langsung ganti baju seragammu, ya. Jangan lupa taruh sepatunya dirak,
tasmu juga jangan ditinggal di ruang tamu. Cuci tanganmu, nak. Ibu
tunggu dimeja makan.
Berbicara tergesa-gesa pada anak seperti contoh diatas, menurut
Psikolog dan Pakar Parenting dari Yayasan Kita Dan Buah Hati, Elly
Risman, memiliki dampak buruk pada perkembangan anak. Anak menjadi tidak
dikenali secara utuh oleh kedua orangtuanya. Sikap tersebut juga
merupakan bentuk pengabaian terhadap emosi sang anak. Akibatnya, anak
akan merasa tidak dikenali dan tidak diterima perasaannya oleh orangtua
mereka. Hal ini yang akhirnya menjadi penyebab anak cenderung tertutup
atau malas bercerita pada ayah dan ibu mereka yang mungkin akan terbawa
hingga ia dewasa.
Selain itu, pesan yang disampaikan dengan nada tergesa-gesa juga akan
sulit ditangkap oleh anak. Jangan heran jika anak berkali-kali lupa
dimana dia menyimpan kaus kakinya saat pulang sekolah, karena mungkin
kita mengingatkannya dengan nada yang tergesa-gesa. Sehingga apa yang
kita ucapkan tidak bisa ia simak dengan baik.
Lalu bagaimana menghentikan kebiasaan bicara tergesa-gesa pada anak?
1. Biasakan baca bahasa tubuh anak sebelum anda berbicara dengannya.
Jika saat pulang sekolah wajahnya cemberut, anda bisa mengajukan
pertanyaan untuk mengenali perasaannya saat itu, “Aduuuh, anak mama
capek ya? Kamu lapar, nak?”
2. Biasakan pula jika anda menginginkan anak untuk melakukan sesuatu,
ucapkan permintaan itu satu persatu, tidak sekaligus. Sehingga anak
tidak bingung.
3. Mulailah membuat perencanaan yang dibuat bersama anak, misalnya
mengenai jadwal nonton tv, jadwal belajar dan bermain hingga menu
makanan selama seminggu. Dengan begitu anda tidak seperti dikejar-kejar
waktu dalam mengatur kegiatan anak dirumah, dan anakpun tahu mengenai
tugasnya dirumah.
(Irm)